20 April 2011

PULUHAN HEKTAR TANAMAN KUBIS DI KECAMATAN KERTEK DIBIARKAN MEMBUSUK

KERTEK - Anjloknya harga kubis di pasaran membuat petani menjerit. Harga kubis di pasaran hanya berkisar antara Rp.300-Rp.400/kg. Harga jual ini menjadi harga terendah sejak kurun waktu beberapa tahun terakhir. Anjloknya harga kubis ini kemungkinan disebabkan oleh permainan harga di tingkat tengkulak.
Karmudi (50) , salah seorang petani kubis menuturkan bahwa harga ini diluar kebiasaan,"biasanya harganya ndak sampai segini mas, tapi ini benar-benar diluar dugaan," tuturnya sambil menunjukkan tanaman kubisnya.
Harga jual yang sangat rendah ini mengakibatkan puluhan hektar tanaman kubis dibiarkan membusuk di ladang karena biaya panen yang dikeluarkan oleh petani tidak sebanding dengan hasil yang didapat.
Pemerintah sebagai pengendali hargapun tidak dapat berbuat banyak dalam menghadapi fenomena ini.
Sekali lagi petani menjadi pihak yang paling dirugikan, dan sekali lagi pemerintah harus menyerah pada mekanisme pasar yang dikuasai oleh para pemilik modal.(f16)

19 April 2011

MAT GINEM "BERULAH" LAGI

KERTEK - MAT GINEM ( Camat Gila Nanem), julukan ini nampaknya sangat tepat diberikan kepada Camat Kertek, Agus Wibowo,S.Sos. Bukan tanpa sebab, hampir seluruh energinya dikerahkan untuk melakukan penanaman. Dalam kurun waktu 2006 sampai dengan awal 2011 saja sudah berkali-kali diadakan penghijauan di wilayah Kecamatan Kertek, dengan jumlah bibit yang ditanam sebanyak 650.570 batang. Setiap even yang diadakan di kecamatan inipun tak pernah luput dari label “menanam”.

Kali ini sasarannya ialah siswa sekolah, mulai dari siswa Sekolah Dasar ( SD ) hingga Sekolah Menengah Atas (SMA). Bersama dengan lima kecamatan lain (Kejajar, Garung, Watumalang, Kalikajar,Sapuran) Kecamatan Kertek akan melaksanakan kegiatan penanaman yang diberi label KBS ( Kebun Bibit Sekolah). Kegiatannya berupa pembuatan bibit tanaman keras yang nantinya bisa ditanam di lahan-lahan kritis di wilayah Kecamatan masing-masing. Hal ini bertujuan untuk melatih siswa agar lebih peduli terhadap lingkungan sekaligus sebagai sarana untuk menumbuhkan rasa cinta lingkungan sejak dini. Sesuai dengan program Pemerintah Kabupaten Wonosobo yaitu Kecil Menanam Dewasa Memanen (KMDM).

Sebagai Pilot Project di Kecamatan Kertek, dipilih 3 sekolah yaitu SMP 2 Kertek, SMP 4 Kertek dan SD 1 Kertek dengan jumlah bibit sebanyak 22.000 batang yang dibagi sesuai dengan jumlah siswa masing-masing sekolah. Sedangkan untuk jenis bibit akan dipilih Jemitri dan suren karena kedua jenis tanaman itu sangat cocok ditanam pada daerah dengan ketinggian 700-1300 m Dpl seperti Reco, Candimulyo dan Tlogomulyo. Disamping itu, kedua jenis tanaman tersebut juga memiliki nilai ekonomis yang tinggi, sehingga pada saatnya nanti dapat dipanen untuk menambah kesejahteraan masyarakat sekitar.

Pemilihan Kecamatan Kertek sebagai salah satu Pilot Project bukan tanpa alasan. Hal ini dikarenakan di wilayah kertek terdapat 20.50 Ha lahan kritis yang disebabkan karena pola pertanian semusim dan akibat dari penambangan Galian C. Namun luasan tersebut sudah berkurang secara signifikan akibat intensifnya penghijauan di Kecamatan Kertek. Disamping itu, wilayah Kertek , terutama lereng Sindoro, menjadi daerah tangkapan air bagi sebagian besar mata air yang ada di Wonosobo. Wilayah Kecamatan Kertek sendiri mempunyai 97 mata air yang sampai saat ini debitnya terus menurun, sehingga even KBS ini juga dapat digunakan sebagai sarana konservasi daerah tangkapan air yang berada di daerah lereng Sindoro.

Kegiatan ini akan diawali dengan pelatihan untuk para guru di sekolah – sekolah tersebut pada akhir April 2011 dengan menggandeng PT. Tirta Investama sebagai produsen air kemasan di Kabupaten Wonosobo. Diharapkan pada medio Mei mendatang seluruh rangkaian kegatan dapat dilaksanakan secara serentak.

Semoga “kegilaan” ini dapat menjadi virus positif yang nantinya akan berujung pada lestarinya alam Wonosobo sehingga akan tercipta keseimbangan dalam kehidupan dan bermanfaat bagi anak cucu kita kelak.

17 April 2011

72 SISWA IKUTI UN

KERTEK - Hari ini sebanyak 72 siswa SMA di wilayah Kecamatan Kertek mengikuti Ujian Nasional yang diselenggarakan secara serentak sampai dengan hari Rabu. Jumlah tersebut hanya berasal dari satu sekolah yaitu SMA Negeri 1 Kertek, sedangkan SMK Andalusia untuk tahun ini belum menyelenggarakan Ujian Nasional.
Penentuan kelulusan pada tahun 2011 ini sedikit berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya yang hanya mengacu pada nilai pada Ujian Nasional. Pada tahun ini, penentuan kelulusan juga dengan memperhitungkan hasil nilai ujian semester dan UAS. Sehingga diharapkan angka kelulusan pada tahun ini dapat lebih meningkat secara signifikan.
Pada tahun 2010 lalu, angka kelulusan siswa SMA di Kecamatan Kertek hanya sebesar 87,97% persen dari 135 siswa atau terdapat 16 orang siswa yang harus mengikuti ujian ulang. Namun setelah mengikuti ujian ulang, keseluruhan siswa tersebut dapat lulus dengan hasil memuaskan. Kepala SMAN1 Kertek ketika dihubungi menyatakan bahwa pada tahun ini diharapkan angka kelulusan siswa dapat mencapai 100%."Kami sudah benar-benar mempersiapkan siswa untuk mengikuti UN ini, insyaallah lulus semua" tuturnya. Dengan hal ini diharapkan dapat mengkatrol angka kelulusan di wilayah Kecamatan Kertek pada tahun ini secara keseluruhan.
Persiapan untuk menghadapi Ujian Nasional tahun ini pun tidak main-main, mulai dari penambahan jam belajar, pengayaan, sampai dengan doa bersama telah digelar pada tahun ini, sehingga diharapkan siswa tidak hanya siap dari segi materi pelajaran namun juga lebih siap segi mentalnya.
Ujian Nasional ( UN ) nampaknya masih menjadi opsi terbaik untuk menentukan kelulusan siswa. Namun reaksi berlebihan dalam menghadapi Ujian Nasional ini seyogyanya dihilangkan. Tak sedikit sekolah-sekolah dan guru yang over reacting dalam mempersiapkan anak didiknya dalam menghadapi UN, bahkan cenderung menakut-nakuti, sehingga bukan prestasi yang didapat tapi justru siswa menjadi stres dan tidak bisa mengerjakan soal.
Selamat berjuang adik-adikku.....doa kami selalu bersamamu.... ^_^V (f16)

11 April 2011

KERTEK NANDUR GANYONG

KERTEK- Virus menanam sepertinya sudah menjangkit di seluruh wilayah Wonosobo, terbukti selama beberapa waktu terakhir ini tak henti-hentinya Pemerintah Kabupaten Wonosobo telah mengadakan even-even menanam di wilayah Kabupaten Wonosobo dengan tanaman-tanaman keras sebagai primadonanya.

Tak mau ketinggalan, bunga Canna atau ganyong yang sebelumnya dianggap sebagai gulma,sekarang mulai dilirik untuk “menghijaukan” kota Wonosobo. Tanaman dengan nama latin Canna edulis Kerr ini mulai ditanam di seluruh kawasan Wonosobo. Program yang dicanangkan oleh Wakil Bupati Wonosobo, Dra. Hj. Maya Rosida , MM ini bertujuan untuk menghidupkan kembali kenangan masa silam kota Wonosobo yang identik dengan bunga canna atau ganyong, sekaligus untuk mendukung program Wonosobo sebagai kota bunga.

Kecamatan Kertek sebagai salah satu kecamatan yang wilayahnya dilalui oleh jalur protokol Purwokerto-Semarangpun tak mau ketinggalan, tak kurang dari seribu batang tanaman bunga canna sudah ditanam membentang dari Kledung hingga kelurahan Wringinanom untuk “menyambut” pengendara yang melintasi wilayah ini. Tak hanya itu, lahan untuk pembibitan bunga canna juga sudah disiapkan di areal BPP Kertomartani dan PT Selektani. Camat Kertek Agus Wibowo, S.Sos ketika dihubungi mengharapkan bahwa program ini tidak hanya sekedar menanam saja namun juga harus berkesinambungan.”Kami mengharapkan program ini bisa sesuai dengan program Bupati yaitu tanam, tebar, pelihara,” tuturnya.” Seluruh perangkat desa juga kami libatkan agar semuanya mempunyai rasa memiliki sehingga dapat ikut merawat, namun kami utamakan yang wilayahnya berada di pinggir jalan protokol,”imbuhnya.

Bravo ganyong, ora mung nang pinggir kali nanging bisa nggo tondo ben ora lali........