26 Juli 2011

MAULID SINTUDUROR BERSAMA HABIB SYECH BIN ABDUL QODIR ASSEGAF

KERTEK-Ribuan jamaah dari seluruh pelosok Wonosobo pada hari Selasa (26/7) memadati lapangan desa Sudungdewo Kecamatan Kertek. Para jamaah berbaur bersama warga masyarakat Sudungdewo untuk mengikuti peringatan Maulid Sintudurorr bersama Habib Syech bin Abdul Qodir Assegaf dari Solo. Acara yang telah diadakan secara rutin setiap tahun ini dihadiri oleh Bupati Wonosobo, Drs. H.A. Kholiq Arif, M.Si, para habib dan ulama di Kabupaten Wonosobo serta jajaran Muspika Kertek
Seperti biasa, seluruh jamaah seakan terbius oleh lantunan sholawat dari Habib Syech. Dalam Tausiyahnya, Habib Syech mengingkan agar umat muslim untuk selalu bersholawat kepada junjungan Nabi Muhammad SAW. Disamping itu juga agar jamaah selalu mewaspadai banyaknya aliran yang tidak sesuai dengan prinsip Ahlussunah Wal Jamaah.
Bupati Wonosobo, dalam sambutannya mengajak seluruh umat muslim di Wonosobo meningkatkan iman dan taqwa kepada Allah SWT dan memperbanyak sholawat kepada Nabi Muhammad SAW, terlebih dalam menyambut bulan ramadhan," di bulan ramadhan ini mari kita perbanyak dzikir, perbanyak sholawat agar senantiasa mendapat ridho dari Allah SWT dan syafaat dari Rosululloh SAW,ajaknya."Dengan sholawat semoga Wonosobo akan selalu aman, tenteram dan damai,"imbuhnya.

22 Juli 2011

GRAND OPENING GRIYA FOOTSPA

WONOSOBO-Seiring dengan menjamurnya bisnis relaksasi di Wonosobo, pada hari ini (22/7) resmi dibuka Griya Footspa. Beralamat di Jl. Masjid No. 3 atau di sebelah selatan Masjid Al Mansyur, Kauman, Wonosobo. Salon relaksasi ini menawarkan berbagai macam layanan “ memanjakan tubuh”. Mulai dari Foot Spa, Pijat Refleksi, Totok Wajah, serta Ear Candle.

Dengan ruangan ber-AC yang nyaman, serta pelayanan yang prima, tak mengherankan apabila tempat ini nantinya dapat bersaing dengan usaha sejenis yang telah berdiri sebelumnya.

Yessy (35),pemilik dari Griya Footspa menuturkan bahwa pihaknya berusaha menghadirkan yang terbaik untuk para pelanggannya. “Kepuasan pelanggan adalah nomer satu buat kami mas.”untuk itu pihaknya telah menyediakan tenaga-tenaga profesional dan bersertifikat serta telah teruji.

Bisnis relaksasi memang sedang booming di seantero negeri. Namun di Wonosobo sendiri baru ngetrend sejak medio 2007. “ kami memang bukan yang pertama, namun khusus untuk layanan Ear Candle ini yang pertama kali di Wonosobo.”

Untuk menepis anggapan miring terhadap tempat ini, pihaknya sudah mengantisipasinya dengan kiat khusus,”untuk konsumen pria, kami sediakan tenaga pria, demikian juga sebaliknya.Jadi konsumen tak perlu risih lagi .”tuturnya. “dan semua tenaga pemijat perempuan kami mengenakan jilbab,”imbuhnya.

Untuk memanjakan diri di tempat ini, konsumen tak perlu merogoh kocek terlalu dalam, cukup dengan Rp. 30.000/jam,konsumen sudah dapat menikmati berbagai layanan disini, sedangkan untuk layanan 2 jam sekaligus, pelanggan hanya akan dikenai biaya Rp.50.000,-. Bahkan selama masa promo,setiap konsumen akan mendapatkan diskon sebesar 30% selama 1 minggu, yaitu dari tanggal 22-29 Juli 2011.

Jadi tak ada salahnya anda meluangkan waktu untuk bersantai sejenak di tempat ini sambil menikmati pijatan dari para pemijat profesional.

30 PUTRA PUTRI TERBAIK KERTEK DIGEMBLENG JADI PASKIBRAKA

KERTEK – Cucuran keringat dan kelelahan tampak dari wajah 30 orang siswa-siswi yang mengikuti pelatihan pasukan pengibar bendera ( paskibra) kecamatan kertek. Ketigapuluh siswa-siswi tersebut merupakan hasil seleksi dari seluruh SMA/ SMK yang berada di wilayah kecamatan kertek. Pelatihan yang direncanakan berlangsung selama 30 hari ini mengambil tempat di Lapangan Desa Bojasari Kecamatan Kertek yang juga akan digunakan sebagai tempat penyelenggaraan upacara detik-detik proklamasi kecamatan kertek pada tanggal 17 Agustus mendatang.

Pelatihan tersebut ditangani langsung oleh tim pelatih yang terdiri dari anggota TNI-POLRI dari koramil dan polsek kertek. Materi yang diajarkan meliputi Peraturan Baris-Berbaris ( PBB ), senam militer, dan pembinaan mental.

Paskibra sebenarnya bukan merupakan barang baru karena setiap tahun rutin diadakan. Namun latihan yang intesif tetap diperlukan. “ Hal ini dimaksudkan untuk melatih disiplin, fisik serta mental siswa agar bisa bertugas dengan baik saat upacara detik-detik proklamasi nanti,” tutur salah seorang pelatih, Bripka Yuniyanto. “selain itu juga agar para siswa memiliki jiwa korsa dan nasionalisme yang tangguh. ‘’ imbuhnya.

Latihan yang diadakan pada tahun ini agak berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Hal ini disebabkan puncak peringatan detik-detik proklamasi pada tahun ini akan berlangsung pada saat bulan puasa sehingga dimungkinkan kondisi fisik peserta akan jauh menurun. “,kami akan memaksimalkan latihan sebelum bulan puasa sehingga pada saat bulan puasa sudah tinggal penyegaran saja.”Namun kami tetap mengharapkan pada saat pelaksanaan tanggal 17 agustus nanti tetap zero mistakes.”pungkas anggota Polri yang sudah 4 tahun melatih Pasukan Pengibar Bendera Kecamatan Kertek.

16 Juli 2011

KECAMATAN KERTEK JUARA LOMBA TRADISIONAL

WONOSOBO-Untuk kembali memasyarakatkan permainan tradisional yang semakin tergerus oleh modernisasi, pada hari Sabtu (16/7) lalu diselenggarakan lomba permainan tradisional antar instansi di Kabupaten Wonosobo. Lomba yang diadakan dalam rangka Hari Jadi Kabupaten Wonosobo ke-186 ini bertempat di alun-alun Wonosobo dan diikuti oleh seluruh dinas dan instansi di lingkungan pemerintah kabupaten Wonosobo. Nomor yang diperlombakanpun cukup unik yaitu lomba bakiak berganda, balap egrang, gobag sodor, ambil koin dan voly geber.
Kecamatan Kertek juga tak ketinggalan mengirimkan kontingen untuk mengikuti perlombaan ini. Tak kurang dari 50 orang yang terdiri dari pemain dan ofisial diberangkatkan untuk mengikuti lomba ini. Kebaykan dari mereka ialah para perangkat desa dari desa-desa di wilayah Kecamatan Kertek. Salah satu keunikan dari kontingen ini ialah setiap pemain diwajibkan memakai pakaian tradisional, berbeda dengan kontingen lain yang kebanyakan hanya memakai pakaian training olahraga."Kami sengaja untuk memakai pakaian tradisional karena lomba ini diadakan masih dalam rangkaian hari jadi, sekaligus agar lomba ini menjadi lebih semarak," tutur Camat Kertek, Agus Wibowo, S.Sos di sela-sela kegiatannya memonitor kontingen dari Kecamatan Kertek.

Kemeriahan yang ditampilkan oleh Tim Kecamatan Kertek inipun tak percuma. Tak kurang 4 piala berhasil dibawa pulang oleh tim ini yaitu, juara 1 lomba bakiak berganda putra dan putri, juara 2 voly geber, dan juara 3 egrang putra.
Lomba yang diadakan ini jauh dari kesan serius, bahkan para peserta mengikutinya sambil bercanda dan tertawa lepas." itung-itung melepas stres mas," tutur Upik, salah satu peserta dari Kecamatan Kertek.
Lomba yang dilakukan ini sebenarnya lazim dilakukan oleh anak-anak, namun ternyata para orang tua pun tak canggung untuk mengikutinya. (f16)


10 Juli 2011

PAWAI BUDAYA KECAMATAN KERTEK

KERTEK - Pawai Budaya dalam rangka Hari Jadi Wonosobo Ke-186 hari ini (11/6) dimulai di Kecamatan Kertek. Acara ini ditandai dengan penyerahan Songsong Agung, Tombak Korowelang, Bendera Merah Putih dan Lambang Daerah Kabupaten Wonosobo dari unsur Muspika Kecamatan Kertek kepada Kepala Desa Sumberdalem. Bertindak sebagai Manggolo Upocoro Kasi Trantib Kecamatan Kertek Drs. Suroto, W.S. Dalam acara yang berlangsung di halaman Kecamatan Kertek ini juga ditampilkan kesenian gamelan dan barongan dari Desa Sumberdalem.

Panji-panji yang telah diserahkan ini selanjutnya akan dikirabkan secara estafet melintasi seluruh wilayah Kecamatan Kertek dengan rute Sumberdalem, Purwojati, Ngadikusuman, Bejiarum, Wringinanom, Bojasari, Surengede, Sindupaten, dan Kertek. Selanjutnya seluruh panji akan disemayamkan kembali di Kecamatan Kertek dan akan dikirabkan kembali dalam acara puncak Hari Jadi Wonosobo tingkat Kabupaten pada tanggal 24 Juli mendatang. Kegiatan kirab di Kecamatan Kertek ini direncanakan berlangsung selama 2 hari dan melibatkan seluruh unsur pemerintahan desa di Kecamatan Kertek, siswa sekolah serta masyarakat di wilayah Kecamatan Kertek.

Menurut Camat Kertek, Agus Wibowo,S.Sos, acara ini diselenggarakan dengan maksud untuk melestarikan budaya asli Wonosobo, “ Acara kirab panji ini diadakan agar masyarakat dapat ikut merasa nduweni budaya asli Wonosobo serta melestarikannya”,tuturnya. “ Selain itu juga untuk memberikan suatu pembelajaran bagi generasi muda agar tidak melupakan tentang asal-usul dan sejarah Kabupaten Wonosobo ini, ” Imbuhnya.

Acara kirab yang berlangsung tahun ini sedikit berbeda dibandingkan tahun-tahun sebelumnya karena pada tahun ini diselenggarakan dengan penuh kesederhanaan namun tetap khidmat dan penuh makna. “ Pada kirab panji tahun ini kami lebih mengutamakan kualitas daripada kuantitas sehingga jumlah personel yang kami libatkan lebih sedikit namun kami pilih yang berkualitas.” pungkasnya.