27 Januari 2011

100 PERSONEL TNI MELAKSANAKAN KARYA BHAKTI

KERTEK- Sebanyak 100 personil yang terdiri dari anggota Kodim 0707/ Wonosobo dan Koramil Kertek melaksanakan kegiatan Karya Bhakti pada hari Kamis (27/1) kemarin. Kegiatan yang dimaksudkan untuk mempersiapkan pelaksanaan TMMD ini mengambil tempat di Desa Candiyasan Kecamatan Kertek dengan dibantu oleh warga masyarakat setempat. Danramil Kertek Kapten Inf Ngadimin yang ditemui di sela-sela kesibukannya menuturkan bahwa sasaran kegiatan kali ini adalah pelebaran jalan tembus Candiyasan dan Kapencar, " jalan yang semula hanya 3 meter kami lebarkan menjadi 5 meter dengan panjang 2 km."
Peningkatan jalan tembus ini dirasa sangat penting karena jalan ini merupakan jalan utama pengangkutan hasil pertanian masyarakat sekitar. " Dengan diperbaikinya jalan ini diharapkan pengangkutan hasil pertanian menjadi lebih lancar sehingga dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat." ungkap Camat Kertek Agus Wibowo ketika meninjau pelaksanaan kegiatan karya bhakti ini."rencana kedepannya akan diadakan program rolak jalan, sehingga jalan yang semula tanah ini akan lebih mudah dilewati terutama di musim penghujan," tambahnya pula tanpa menyebutkan waktu pelaksanaan program dimaksud. Sementara itu Suwarto (40) petani asal desa Candiyasan , mengatakan bahwa petani sangat terbantu dengan kegiatan ini ,"waune nek ngangkut niku kedah dipikul, nek mbenjang mpun saged diangkut ngge montor,"( kalau dulu mengangkutnya harus dipikul,kalau besok-besok sudah bisa diangkut memakai mobil), ungkapnya dengan logat yang khas.
Kegiatan karya bhakti dan TMMD semacam ini paling tidak dapat menjadi suatu momentum untk merefresh ingatan kita tentang kemanungggalan TNI-rakyat, disamping itu jugab erfungsi untuk menumbuhkan kembali jiwa gotong royong yang sepertinya sudah semakin luntur pada masyarakat kita belakangan ini. (f-16)


18 Januari 2011

TRUK SERUDUK PASAR, 4 TEWAS, 24 LUKA-LUKA

KERTEK-Sebuah truk bermuatan beras menabrak pasar yang sedang ramai pembeli pada pukul 5 dini hari tadi. Tercatat 4 orang tewas seketika, 24 orang luka-luka. Keseluruhan korban saat ini sudah dievakuasi ke Rumah Sakit Islam Wonosobo dan RSUD Wonosobo. Sedangkan 2 orang korban meninggal belum diketahui identitasnya karena kondisi jasad korban yang sulit dikenali. Sedangkan sopir dan kernet truk saat ini masih dirawat intensif di RSUD Wonosobo karena luka-luka yang diderita.
Menurut saksi mata, truk bernopol H 1756 DE yang dikemudikan Paiman (35) ini melaju kencang dari arah Kledung, diduga kare
na rem blong, laju truk menjadi tidak terkendali dan menabrak sebuah minibus suzuki carry, mobil daihatsu grand max, mikrobus dan 15 buah sepeda motor yang diparkir di pinggir jalan sebelum menabrak kerumunan orang yang sedang berjualan di pasar pagi. Sebuah pos polisi yang terletak berdekatan dengan pasar juga tak luput dari terjangan truk nahas ini.
Kapolres Wonosobo, AKBP Y
aved Duma Parembang bersama Camat Kertek Agus Wibowo, terlihat turun langsung ke lokasi untuk memimpin jalannya evakuasi badan truk yang masih tergeletak di jalan.
Lokasi kejadian yang berada tepat di pertigaan pasar Kertek menyebabkan proses evakuasi berjalan lamban, hal tersebut dikarenakan banyaknya orang yang berkerumun untuk menonton. Kemacetan pun tidak dapat dihindarkan, karena proses evakuasi berlangsung pada saat jam sibuk.
Jalur Kledung-Kertek memang sud
ah terkenal sebagai jalur maut. Kondisi jalan yang menurun dan tikungan yang tajam serta kondisi yang berkabut pada sore dan pagi hari mengharuskan para pengemudi untuk ekstra hati-hati ketika melewati daerah ini. Tercatat sudah puluhan kali terjadi kecelakaan di jalur ini, kebanyakan disebabkan oleh rem blong. (f-16)

14 Januari 2011

KULINER WONOSOBO CITARASA "SEMARANGAN"

Apabila anda kebetulan melintas di daerah Kertek, tak ada salahnya anda berhenti sejenak untuk mencicipi salah satu kuliner ini. "SOTO AYAM SEMARANG PAK LIS" begitu bunyi spanduk yang terpampang di depan kios. Terletak sekitar 300 meter di sebelah barat pasar Kertek.
Sekilas memang tidak ada bedanya dengan warung soto semarang yang ada tempat lain. Namun setelah anda mencicipi kuliner ini, anda akan merasakan bedanya. Kuah soto yang begitu kaya rasa dipadu dengan bumbu-bumbu racikan sendiri membuat soto ini begitu bercitarasa "semarangan", apalagi jika disantap bersama dengan sate kerang dan tempe gorengnya yang gurih, seakan-akan kita sedang menyantap soto di daerah aslinya Semarang. " Rasanya sangat orisinil, serasa di kampung," tutur Suparman(40), seorang pengusaha asal Semarang. Lain lagi dengan Desy (26), ibu rumah tangga sekaligus pecinta kuliner ini mengaku rasa soto ini memang beda," Saya sudah mencoba soto Semarang di berbagai tempat di Wonosobo, tapi ini yang paling Mak Nyuss"." Hampir tiap hari saya makan disini bersama anak-anak saya mas,"imbuhnya pula.
Adalah Yulistiono (24), pemilik dan pengelola warung yang sudah 1 tahun membuka usaha warung soto di daerah kertek.
Pada awalnya "Pak Lis", begitu dia akrab disapa, hanya bekerja sebagai salah seorang peracik bumbu di salah satu warung soto di Semarang. Berbekal pengalaman 7 tahun bekerja sebagai peracik bumbu dan dengan modal hanya 4 juta rupiah, dia memberanikan diri untuk membuka usahanya sendiri di Wonosobo, kota kelahirannya. Menurutnya bumbu yang dipakainya tak jauh beda dengan soto semarang lainnya, " saya hanya menambahkan sedikit bumbu khusus kreasi sendiri, mungkin itu yang membuat soto saya ini sedikit berbeda," tutur suami dari Dani Ernawati ini sambil terus melayani pembeli." oya mas, tambah satu resep lagi, ditambah senyum" tambahnya yang langsung disambut senyum simpul istri tercintanya. Mereka berdua memang terlihat kompak dalam melayani pelanggan.
Warung soto ini nyaris tak pernah sepi pembeli, bahkan pada jam-jam tertentu warung sederhananya ini seringkali tak muat, sehingga pembeli kadang harus rela berdesakan untuk dapat mencicipi soto buatan Pak Lis ini.
Harga soto di warung inipun cukup terjangkau, hanya dengan merogoh kocek Rp. 5000-Rp. 10.000, anda sudah bisa menikmati soto buatan Pak Lis ini lengkap dengan semua uba rampe-nya. Jadi tak ada salahnya anda berhenti sejenak sambil memanjakan lidah anda dengan kuliner "semarangan" ini......SELAMAT MENCOBA...(f-16)

12 Januari 2011

PENGABDIAN TANPA PAMRIH SANG BIDAN DESA



Senyum ramah langsung mengembang saat menerima kedatangan kami di PKD ( Pos Kesehatan Desa) desa Bejiarum Kecamatan Kertek," saya sedang ada pasien sebentar mas", tuturnya." Bu Nourma",begitu panggilan akrabnya. Gadis berparas ayu pemilik nama lengkap Nourma Pusphita ini memang seorang tenaga kesehatan di desa tersebut, bidan desa lebih tepatnya. Tiga tahun sudah dia menekuni profesi tersebut, lengkap dengan suka maupun dukanya. " saya masuk Wonosobo mulai tahun 2007 dan mulai bertugas di Bejiarum pada bulan November 2008", kenangnya.
Profesi sebagai bidan desa tak pernah terpikirkan olehnya, menjadi seorang dokter adalah cita-citanya sejak kecil, namun putri dari pasangan Bp. Nasihin dan Ibu Khodijah ini tak pernah menyesalinya, justru semakin menambah semangatnya untuk menjalani profesi ini.
Pada awalnya banyak kesulitan yang harus dia hadapi. Masyarakat pada umumnya masih lebih percaya kepada dukun bayi ketimbang bidan, sehingga cenderung menyepelekan keberadaan bidan. Namun dengan pendekatan yang intensif, sedikit demi sedikit pola pikir masyarakat desa pun mulai berubah. "Masyarakat sekarang sudah mulai sadar akan pentingnya kesehatan reproduksi, angka kematian ibu melahirkan dan bayipun sudah semakin menurun",tuturnya
Menjadi bidan desa memang bukan profesi yang mudah untuk dijalani oleh gadis kelahiran Tegal 25 tahun yang lalu ini, banyak hambatan dan tantangan yang harus dihadapi setiap harinya. Faktor medan yang sulit dan keterbatasan peralatan seakan-akan menjadi makanan sehari-hari ibu bidan ini. " Kadang harus keluar duit sendiri untuk membeli peralatan dan obat-obatan mas", terangnya. "Bahkan tak jarang saya dibangunkan tengah malam untuk menolong proses kelahiran" , imbuhnya pula. Berbekal ilmu yang dia dapat di STIKES Bhakti Mandala Husada Tegal, semua hal tersebut dilakoninya dengan ikhlas. " modal Bismillah saja mas", ucapnya sembari tertawa kecil. Beruntung ada perhatian dari pemerintah desa setempat dengan menyediakan alokasi dana kesehatan pada Alokasi Dana Desa sehingga dapat sedikit meringankan beban operasional bidan.
Bertugas jauh dari keluarga kadang menjadi hambatan tersendiri , rasa rindu kampung halaman dan keluarga kadang menghantuinya, namun gadis yang sebentar lagi akan mengakhiri masa lajangnya ini tak pernah menjadikannya sebagai suatu hambatan yang berarti, justru dijadikan motivasi tersendiri untuk dapat bertugas dengan baik.
Banyak pengalaman menarik yang dia dapatkan selama bertugas di desa Bejiarum, mulai dari suami yang salah menggunakan alat kontrasepsi, sampai remaja yang minta aborsi. Tak jarang pula ada pengalaman pahit yang harus dia alami seperti saat menolong persalinan resiko tinggi. " bayinya selamat, tapi ibunya meninggal sebulan kemudian karena mempunyai riwayat stroke", kenangnya sambil berkaca-kaca.
Kedepan dia berharap agar pemerintah lebih memperhatikan keberadaan para bidan desa, khususnya di Kabupaten Wonosobo karena beban kerja bidan desa kian hari kian berat. Penambahan sarpras kesehatan dan kebidanan menjadi hal penting yang harus diperhatikan oleh para pembuat kebijakan di Kabupaten ini.

Masalah kesejahteraan apakah perlu ditingkatkan juga?

" Saya tidak ngarep-arep soal itu mas, tapi kalau ditambah ya alhamdulilah." pungkasnya sembari bersiap-siap untuk mengunjungi pasien. ( f-16)


11 Januari 2011

DUA DESA TERKENA PENALTI ADD

KERTEK- Dengan berakhirnya periode ADD tahun 2010, maka desa-desa di Kecamatan Kertek diharuskan untuk menyelesaikan seluruh administrasi SPJ ADD tahap II selambat-lambatnya pada tanggal 10 Januari 2011 (kemarin-red). Namun setelah jatuh tempo pada tanggal tersebut, masih terdapat 2 desa yang belum menyetorkan SPJ ADD Tahap II yaitu Damarkasiyan dan Tlogomulyo.
Menurut Camat Kertek Agus Wibowo, S.Sos, pihak Kecamatan telah melakukan pembinaan ke masing-masing desa, baik secara terjadwal maupun tidak terjadwal, dan dalam setiap kesempatan selalu mengingatkan kepada desa agar tidak menunda-nunda pelaksanaan kegiatan ADD." Penyusunan SPJ ADD sebisa mungkin untuk dipipil setiap bulannya agar bisa selesai tepat waktu dan tidak terasa memberatkan" imbuhnya pula.
Sesuai dengan peraturan yang ada, maka kedua desa tersebut akan mendapatkan pengurangan/ penalti sebesar 5% dari jatah ADD yang akan diterima pada tahun 2011. " Sebenarnya kami tidak mengharapkan ada desa yang terkena penalti, namun karena beberapa kendala , dengan sangat terpaksa harus ada desa yang mendapat penalti 5 persen," pungkasnya.

DESA SEBAGAI TITIK PERTUMBUHAN EKONOMI BARU




KERTEK-Melalui Program Alokasi Dana Desa Tahun 2011 yang akan datang, desa diharapkan menjadi pusat pertumbuhan ekonomi yang baru,hal ini disampaikan oleh Wakil Bupati Wonosobo, Ibu Hj. Maya Rosida. MM dalam acara Sarasehan Alokasi Dana Desa yang dilangsungkan hari ini ( 11/1) di Aula Kecamatan Kertek. Dalam kegiatan yang dihadiri oleh seluruh unsur pemerintah desa, tokoh masyarakat, unsur Muspika serta Kepala Dinas Instansi Se- Kecamatan Kertek disampaikan pula bahwa titik berat pembangunan masyarakat pedesaan adalah pada pembangunan ekonomi berbasis masyarakat, sehingga pada masa yang akan datang, perekonomian di pedesaan akan terus berkembang yang pada akhirnya akan meningkatkan taraf hidup masyarakat desa.
Beliau menambahkan, untuk mencapai hal tersebut diperlukan kebijakan yang pro poor, pro growth dan pro job dalam penyusunan APBDes.Hal tersebut merupakan suatu gebrakan yang baru mengingat selama ini pemberdayaan ekonomi masyarakat seakan dinomorduakan dalam pengalokasian dana ADD walaupun program tersebut telah lama digaungkan oleh pemerintah.
Menyikapi hal tersebut, pemerintah desa dituntut untuk mempunyai data yang akurat mengenai masyarakat desanya sehingga program tersebut dapat tepat sasaran.