Jenis bibit yang dikembangkan di Kecamatan Kertek bervariasi, antara lain jenitri, suren albasia, dan saman."kami menyesuaikan dengan kondisi geografis, ketinggian serta minat dari masyarakat,"imbuh Tjondro.
Sedangkan hasil perkembangan dari program KBS yang telah digulirkan beberapa waktu lalu, Kecamatan Kertek berencana untuk melaksanakan penanaman perdana yang akan dilaksanakan pada tanggal 22 Februari mendatang. Sedangkan untuk lokasi penanaman akan diutamakan pada daerah-daerah yang mempunyai lahan kritis.
"Prioritas kami ialah untuk lahan-lahan kritis. Namun tidak menutup kemungkinan akan kami sebar di seluruh kecamatan kertek,"imbuhnya pula.
Sementara itu Camat Kertek, Prayitno,mengaku sangat prihatin dengan kondisi lahan kritis di wilayah Kertek, "Kami sangat prihatin dengan kondisi lahan di Kertek dan kami juga akan terus berusaha untuk merehabilitasinya." ungkap Prayitno.
"kami juga terus memonitor secara intensif perkembangan program ini agar nantinya dapat berhasil dengan baik,"imbuhnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, Kecamatan Kertek mempunyai luasan lahan kritis yang sangat memprihatinkan yaitu sebanyak 35 Ha yang terdiri dari pola pertanian tanaman semusim dan penambangan galian C yang walaupun secara resmi telah dihentikan namun masih terus berlangsung secara sembunyi-sembunyi.
1 komentar:
Salam. Lahan kritis seluas 35 ha itu milik siapa ya? kalau mulik negara, Insya Alloh tidak sulit dihijaukan. Tapi kalau milik rakyat, mungkin butuh kompensasi...
Posting Komentar