15 April 2012

MENILIK BUMDes KAPENCAR


KERTEK- Sejak dikeluarkannya Perda Kabupaten Wonosobo Badan Usaha Milik Desa 1 tahun yang lalu ternyata mendapatkan respon positif dari berbagai desa. Salah satunya desa Kapencar, Kecamatan. Bahkan rintisan BUMDes ini telah ada sejak tahun 2008 namun baru secara resmi menjadi BUMDes sejak tahun 2010.

“Embrio dari BUMDes ini ialah program pemberdayaan ekonomi masyarakat yang berasal dari Alokasi Dana Desa dan dalam perkembangannya  telah resmi menjadi BUMDes melalui Perdes Nomor 1 Tahun 2010,”ungkap Sekretaris Desa Kapencar, Hardi.

Tujuan didirkannya BUMDes ini tidak hanya untuk mencari keuntungan semata, namun lebih diutamakan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat terutama yang tergolong tidak mampu, disamping sebagai salah satu sumber pendapatan desa.

Jenis usaha yang dijalankan oleh BUMDes ini ialah simpan pinjam dan pengembangan ternak kambing yang dikhususkan bagi pedagang kecil dan warga kurang mampu.”Untuk simpan pinjam kami mematok nilai maksimal yaitu 100 ribu rupiah dengan jasa sebesar 10% selama satu tahun, sedangkan untuk ternak kambing kami lakukan dengan cara bergulir,”tutur pengurus BUMDes, Paijan(54).

“Teknis peminjamannyapun tidak sulit,cukup dengan fotocopy KTP saja, selanjutnya kami akan mensurvei kelayakan calon nasabah,”imbuh Paijan.

Perkembangan yang dicapai badan usaha milik desa ini patut diacungi jempol. Hanya dengan 7 orang pengurus dan modal awal sebesar 3,5 juta serta 8 ekor kambing, pada tahun 2011 ini sudah berkembang  menjadi 50 juta rupiah dan 52 ekor kambing. Disamping itu jumlah nasabah peminjam pun meningkat dari 14 orang menjadi 43 orang. Sedangkan kendala yang sering dihadapi ialah matinya ternak yang dipinjamkan kepada nasabah.

Pesatnya perkembangan badan usaha ini tak lepas dari peran aktif pemerintah desa. Salah satunya ialah di bidang permodalan,”untuk modal sementara masih ditopang sepenuhnya oleh ADD, namun kedepannya kami merencanakn untuk menghimpun dana masyarakat melalui tabungan,”tambah Paijan.

Keberadaan BUMDes di desa Kapencar ini dirasa sangat membantu bagi warga kurang mampu di Kapencar.”Nek ajeng ngampil teng Bank persyaratane kathah tur ruwet, nek teng mriki sekeco sing penting disiplin kalih jujur mawon ( kalau akan meminjam di Bank persyaratannya banyak dan berbelit-belit, kalau disini yang penting disiplin dan jujur),tutur Misri (43),salah seorang warga yang kini telah mempunyai 5 ekor kambing hasil dari pinjaman ternak bergulir.


Keberhasilan yang telah dicapai oleh BUMDes Kapencar ini tak serta merta membuat pengurus dan pemerintah desa berpuas hati. Mereka berharap adanya bantuan dari pemerintah kabupaten dalam bentuk asistensi dan pelatihan yang nantinya bisa memajukan badan usaha milik desa ini,”Ke depan kami berharap dengan adanya BUMDes ini, Kapencar akan menjadi desa yang mandiri,”pungkas Hardi.