28 Juni 2011

TAIPAN TEMBAKAU DARI RECO

KERTEK-Musim kemarau sudah mulai menampakkan wajahnya. Hal itu bagaikan genderang bagi para petani di dataran tinggi di Kabupaten Wonosobo untuk memulai menanam tembakau. Tak terkecuali bagi Heli Kurniyawan (33). Pria yang sejak bulan Januari lalu resmi menjabat sebagai Kepala Desa Reco, Kecamatan Kertek inipun tak mau ketinggalan. Sudah sejak sebulan lalu dia bersama para pekerjanya mulai menanam daun nikotin ini diladangnya. Tak tanggung-tanggung, tanah seluas 11 hektar miliknya dihijaukan dengan tanaman tembakau. “ itu belum termasuk tanah bengkok saya seluas 8 hektar mas,” tuturnya. Dalam satu kali panen saja, lahannya bisa menghasilkan 760 keranjang tembakau dengan harga per keranjang berkisar antara 3,5 – 4 juta rupiah. Tak heran kalau pria ini menjadi salah seorang taipan tembakau di daerahnya.

Usaha tembakau yang dikelola Heli ini merupakan bisnis turun temurun yang diwariskan dari ayahnya, “sejak kecil saya sudah membantu bapak menanam tembakau,”kenangnya. Bahkan sampai saat inipun pria ini tak sungkan untuk turun langsung ke ladang membantu para pekerjanya. Namun tak mudah baginya untuk mengelola usaha ini, pada tahun 1984, pria ini mengalami kerugian yang sangat telak, hal ini dikarenakan jatuhnya harga tembakau di pasaran,”saya sampai menjual 2 mobil, itupun belum cukup untuk menutup semua hutang,”tutur bapak 2 anak ini sambil menerawang.

Pada setiap musim tanam, suami dari Ana Priswati ini mempekerjakan sekitar 70 orang yang mengoperasikan 4 mesin potong selama 24 jam nonstop. Proses yang harus dilewati sangat rumit, dari mulai menanam, merawat, memetik, imbu, merajang, menjemur, hingga pengepakan dengan keranjang, ”kami memang seperti dikejar-kejar waktu dan harus berkonsentrasi penuh, karena proses pengolahan tembakau sangat rumit dan jangka waktunyapun sangat singkat, hanya 1,5 bulan,”ungkapnya.

Berkaitan dengan jabatannya sebagai Kepala Desa, pria ini mengaku tetap menjalankan pelayanan kepada masyarakat seperti biasa, “balai desa tetap buka seperti biasa, namun untuk masyarakat yang membutuhkan keperluan khusus dengan Kepala Desa, saya persilahkan untuk menemui di rumah,” tuturnya.

Harga tembakau pada musim tanam kali ini diprediksi akan mampu menembus titik tertinggi yaitu antara 85-100 ribu per kilonya. Hal itu dapat dilihat dari sedikitnya curah hujan yang turun pada musim kemarau tahun ini.

PEMBANGUNAN UNIT PENGOLAHAN PUPUK ORGANIK (UPPO)

KERTEK - Kecamatan Kertek, Kabupaten Wonosobo dalam waktu dekat akan mempunyai Unit Pengolahan Pupuk Organik ( UPPO ). Pembangunan unit tersebut ditandai dengan peletakan batu pertama oleh Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian Kementerian Pertanian Republik Indonesia, Dr. Ir. Sumarjo Gatot Iriyanto,MS,DAA pada hari Senin(28/6) di Desa Purbosono, Kecamatan Kertek. Acara tersebut dihadiri oleh pejabat di jajaran Kementerian Pertanian RI, jajaran Dinas Pertanian Provinsi Jawa Tengah, Dinas Pertanian Kabupaten Wonosobo, dan perwakilan kelompok tani yang ada di Kabupaten Wonosobo.

Dalam sambutan pengarahannya, Sumarjo berpesan agar produksi pertanian di Kabupaten Wonosobo terus ditingkatkan, “ iklim di Wonosobo sangat mendukung untuk kegiatan pertanian sehingga hasilnya harus baik daripada daerah lain”, tuturnya.

Dengan adanya UPPO ini diharapkan penggunaan pupuk kimia bisa dikurangi, karena disamping harganya mahal, juga dapat merusak kesuburan tanah,”dengan penggunaan pupuk organik ini biaya produksi bisa lebih irit dan struktur kesuburan tanah juga tetap terjaga, imbuhnya.

Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Wonosobo, Ir. Suharso mengungkapkan bahwa pada tahun 2011 ini pemerintah kabupaten telah mengucurkan bantuan berupa sarpras berupa traktor, pembangunan jaringan irigasi, program pengembangan hortikultura, dan program PUAP yang dananya berasal dari APBN, APBD Prov, APBD Kab, dan Dana Alokasi Khusus bidang pertanian.” Pada tanggal 28 Juni lalu telah tercapai realisasi sebesar 68,89 % dari target yang hanya sebesar 55%,” ungkapnya.

Dalam dialog dengan masyarakat dan kelompok tani, terungkap bahwa masih banyak sarana dan prasarana pertanian yang belum memadai dan diharapkan bisa ditingkatkan kembali.” Kami akan terus berusaha untuk meningkatkan sarana dan prasarana pertanian, namun kami juga berharap bantuan-bantuan yang telah dikucurkan bisa dijaga kelestariannya,”ungkap Sumarjo.”Jangan sampai menguap di tengah jalan,”pungkasnya.

Pada acara yang dimeriahkan dengan kesenian kentongan dari SD 1 Purbosono tersebut juga diserahkan secara simbolis 4 unit sepeda motor roda tiga untuk menunjang produksi pertanian di Kabupaten Wonosobo serta peresmian secara simbolis Unit Pengolahan Pupuk Organik yang telah dibangun sebelumnya yaitu di Desa Lancar Kecamatan Wadaslintang dan Kelurahan Wonoroto Kecamatan Watumalang.

22 Juni 2011

WONOSOBO TENGGELAM DALAM LANTUNAN SHOLAWAT

WONOSOBO – Lantunan sholawat tak henti-hentinya berkumandang di Wonosobo pada Senin malam lalu (21/6) dalam acara bertajuk “Wonosobo Bersholawat” yang diadakan dalam rangka HUT Kabupaten Wonosobo yang ke-184 dan Peringatan Ulang Tahun Emas Pengajian Seton Masjid Al-Mansyur Kauman Wonosobo. Acara yang mengambil tempat di Alun-Alun Wonosobo itu menghadirkan dua orang ulama besar yaitu Habib Syech Bin Abdul Qadir Assegaf dan Syaikh Hisyam Kabbani dari Colorado Amerika Serikat. Acara ini dihadiri oleh Ketua MUI Jawa Tengah KH. Habibullah Idris, seluruh unsur Muspida, seluruh unsur Pemerintah Kabupaten Wonosobo, para ulama di Kabupaten Wonosobo serta ribuan jamaah yang berasal dari seantero Wonosobo dan kota-kota sekitar. Bahkan ada beberapa jamaah yang berasal dari luar provinsi Jawa Tengah seperti dari Bandung dan Sukabumi serta jamaah dari jazirah arab seperti Lebanon, Turki dan Suriah.

Ribuan jamaah yang sudah mulai membanjiri alun-alun Wonosobo sejak sore hari seakan-akan terbius oleh irama sholawat yang dilantunkan oleh Habib Syech bin Abdul Qadir Assegaf. Diiringi dengan musik rebana, jamaah yang terdiri dari laki-laki, wanita, dan anak-anak itu mengikuti setiap nada yang dilantunkan. Bahkan banyak diantara mereka yang mengikutinya dengan tarian khas Sufi. Dengan gerakan memutar, mereka menghayati betul isi dan makna pujian bagi Nabi Muhammad SAW itu. Tak ketinggalan, para jamaah yang berasal dari luar negeri pun ikut menari dengan khusuknya.

Dalam sambutannya, Bupati Wonosobo Drs.H.A. Kholiq Arif mengatakan bahwa pengajian ini diadakan agar umat muslim di Wonosobo selalu mengingat rosulnya Nabi Muhammad SAW, dan untuk menghindarkan Kabupaten Wonosobo dari bencana,”semoga dengan diadakannya acara ini Wonosobo selalu terhindar dari bencana, seperti gempa bumi gas beracun yang terjadi beberapa waktu lalu.”

Acara ini ditutup dengan tausiyah dari Syaikh Hisyam Kabbani dari Colorado, Amerika Serikat. Dalam tausiyahnya yang diterjemahkan dalam Bahasa Indonesia, beliau mengatakan bahwa seluruh umat muslim harus berlomba-lomba untuk mendapatkan syafaat dari Rosulullah Muhammad SAW dengan selalu bersholawat kepadanya. Ulama sufi ini juga menegaskan bahwa seluruh makhluk di alam ini diciptakan oleh Allah SWT untuk selalu bersholawat kepada Nabi Muhammad SAW,”bahkan malaikatpun diciptakan Allah SWT untuk selalu bersholawat kepada nabi Muhammad SAW.” (f16)

20 Juni 2011

DONOR DARAH DALAM RANGKA HARI KESATUAN GERAK PKK

KERTEK-Masih dalam rangka Hari Kesatuan Gerak PKK, TP PKK Kecamatan Kertek pada hari Senin (20/6) mengadakan bhakti sosial berupa kegiatan donor darah yang mengambil tempat di Balai Desa Tlogodalem, Kecamatan Kertek.

Kegiatan donor darah kali ini merupakan hasil kerjasama antara TP PKK Kecamatan Kertek, PMI, dan para bidan desa yang bertugas di wilayah Kecamatan Kertek.

Menurut Ketua TP PKK Kecamatan Kertek, Ny. Ita Agus Wibowo, kegiatan ini bermaksud untuk melatih kepedulian sosial masyarakat desa, “dengan kegiatan semacam ini diharapkan dapat kembali memupuk rasa kepedulian sosial masyarakat.”

Antusiasme warga dalam kegiatan ini terbilang cukup baik, terbukti dengan banyaknya warga dan perangkat desa yang mendonorkan darahnya sehingga dapat terkumpul sekitar 50 kantong darah.

Kegiatan ini sempat diwarnai dengan insiden kecil, yaitu pingsannya salah seorang pendonor darah namun dapat diatasi oleh tim dari PMI. Belakangan diketahui bahwa penyebab pingsannya pendonor tersebut disebabkan karena kurang tidur pada malam sebelum dilaksanakannya donor darah.(f16)

125 ORANG IKUTI UJIAN PENYARINGAN KARYAWAN BPR/BKK

KERTEK- Hari ini (kemarin-red) diselenggarakan ujian akademik dalam rangka rekrutmen tenaga kontrak BPR/BKK Wonosobo. Ujian yang diselenggarakan di Aula Kecamatan Kertek ini diikuti oleh 125 orang. Jumlah tersebut terdiri dari 67 orang lulusan SMU/SMK dan 39 orang lulusan Diploma/Sarjana.

Menurut Dewan Pengawas BPR/BKK Wonosobo, yang juga Camat Kertek, Agus Wibowo, S.Sos, animo masyarakat untuk mendaftar sebagai tenaga kontrak BPR/BKK Wonosobo cukup besar”Kami tidak menyangka jumlah pendaftar akan sebanyak ini,karena jumlah posisi lowongan yang tersedia hanya untuk 8 orang.”tuturnya.

Pihaknya menjamin bahwa ujian kali ini bebas dari kebocoran soal,” kami jamin bahwa ujian kali ini bebas dari kebocoran soal karena soal yang membuat dari Semarang dan Kunci Jawaban baru akan dikirimkan sore ini( kemarin-red), dan kami jamin ujian ini bebas KKN,” ungkapnya.

Proses ujian penyaringan ini akan dilaksanakan dalam 2 tahap yaitu ujian akademik dan wawancara. Bagi peserta yang lolos pada ujian ini dapat mengikuti ujian test wawancara yanga akan dilaksanakan pada hari Senin(27/6).

Peserta yang telah lolos dalam seluruh ragkaian test selanjutnya akan diangkat menjadi karyawan kontrak selama 1 tahun untuk selanjutnya dievaluasi, dan bagi yang memenuhi syarat akan diangkat menjadi karyawan tetap di BPR/BKK Wonosobo.(f16)