24 April 2010

Komoditas Perkebunan

komoditas di bidang perkebunan yang potensial di wilayah ini adalah komoditas Tanaman Tembakau, Kopi jenis Arabika dan Kebun teh. Jumlah produksi tanaman tembakau pada tahun 2009 dihasilkan 419,3 ton daun tembakau rajangan dari jumlah tanaman tembakau sebanyak 19.767.000 batang yang ditanam di lahan seluas 988,4 hektar. Desa-desa potensi penghasil tembakau antara lain Pagerejo, Reco, Candiyasan, Kapencar, Purbosono, Tlogomulyo, Candimulyo, Purwojati, Tlogomulyo, Damarkasiyan dan Sumberdalem.
Jumlah produksi kopi jenis arabika tahun 2009 sebanyak 267,5 ton berupa kopi basah. Jumlah produksi ini dihasilkan dari populasi tanaman sebanyak 102.500 batang di area lahan seluas 68,13 hektar. Desa penghasil terbesar adalah Kapencar, Candimulyo dan Reco serta desa-desa kawasan atas lainnya seperti Pagerejo, Candiyasan dan Purbosono.
Sedangkan jumlah produksi teh mencapai 19,48 ton dengan jumlah tanaman sebanyak 52.700 batang di area lahan seluas 21,08 hektar. Jumlah produksi ini di luar milik PT Tambi yang ada di kawasan Kertek dan merupakan produksi milik rakyat. Adapun desa-desa penghasil teh, antara lain Damarkasiyan, Pagerejo, Tlogomulyo, Reco, Kapencar, Candiyasan dan Tlogodalem.
Melihat potensi yang ada di bidang perkebunan ini, sementara masyarakat masih terkendala dengan faktor kepemilikan lahan, diharapkan ke depan program Lembaga Masyarakat Desa dan Hutan (LMDH) di kawasan ini dapat terealisasi dikarenakan lokasi desa-desa tersebut langsung berbatasan dengan kawasan hutan. Adapun potensi luas lahan yang diproyeksikan sebagai LMDH milik perhutani seluas 1.163,9 Hektar meliputi di 5 (lima) desa yakni :
1) Candiyasan seluas 454.049 Ha
2) Damarkasiyan seluas 59.145 Ha
3) Pagerejo seluas 132.321 Ha
4) Kapencar seluas 391.599 Ha
5) Reco seluas 126.786 Ha

Jika lahan seluas tersebut dapat dikelola secara bersama oleh pihak Perhutani dan masyarakat sekitar, maka selain dalam tujuan penanganan lahan kritis yang ada (menjaga kelestarian lingkungan) juga mampu memberi manfaat ekonomi bagi warga sekitar. Masyarakat ikut menjaga tanaman hutan, tetapi di sela tanaman tersebut masyarakat dapat menanaminya dengan tanaman perkebunan seperti kopi arabika maupun rumput sebagai pendukung nutrisi peternakan di kawasan tersebut.