14 November 2011

KLINIK BERHENTI MEROKOK UNTUK MASYARAKAT PEDESAAN

BAGI sebagian orang, merokok bagaikan sebuah kebutuhan. Banyak pecandu rokok yang beranggapan tak bisa hidup tanpa rokok. Bahkan tak jarang mereka bisa menghabiskan berpak-pak rokok dalam satu hari.
Namun tanpa kita sadari, 4000 jenis racun yang terkandung dalam rokok tak hanya meracuni diri kita namun juga meracuni lingkungan sekitar kita.

Berkaitan dengan segala permasalahan seputar merokok, Pemerintah Kabupaten Wonosobo telah membuka Klinik Berhenti Merokok dan Penyakit Tidak Menular di 10 Kecamatan yaitu Kejajar, Watumalang, Garung, Kaliwiro, Selomerto, Wonosobo, Wadaslintang, Kertek, Kalikajar, dan Sapuran. Sedangkan untuk kecamatan kertek, Klinik ini bertempat Puskesmas Kertek II, di desa Reco.
"Awal dibentuknya klinik berhenti merokok ini sebenarnya sudah sejak bulan Juni lalu, namun di kertek baru kami awali pada awal bulan November setelah musim tanam tembakau,"ungkap Kepala Puskesmas Kertek II, dr. Pratiwi Amindari.
Klinik yang didanai dari Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT) ini bertujuan untuk mengkampanyekan bahaya merokok dan membantu warga yang ingin berhenti merokok," tidak ada unsur paksaan ataupun larangan, namun kami ingin membangun kesadaran masyarakat akan bahaya merokok, terutama efek rokok bagi perokok pasif."imbuh Pratiwi.
Bagi masyarakat pegunungan, merokok hampir merupakan hal yang umum. Tak hanya kamu laki-laki saja, kaum perempuanpun tak canggung-canggung untuk mengikuti kebiasaan merokok ini. Bahkan menurut survei yang dilakukan Puskesmas Kertek II, 8 dari 10 anak usia 13-15 tahun telah merokok.

METODE

Metode yang digunakan oleh klinik ini ialah dengan cara sosialisasi, baik secara langsung maupun melalui kader-kader kesehatan desa dan PKK. Sedangkan bagi warga yang menghendaki konseling berhenti merokok, telah disediakan ruangan konseling di Puskesmas Kertek II yang telah dilengkapi dengan alat spyrometer untuk mengecek kondisi paru-paru pasien. Selain itu juga ada 3 orang petugas yang siap untuk membantu dalam konseling tersebut.
"bagi warga masyarakat yang menghendaki untuk konseling berhenti merokok, tidak dipungut biaya, dan bagi masyarakat yang akan memeriksakan kesehatan paru-parunya hanya akan dikenakan retribusi," tambahnya pula.
Mendorong masyarakat untuk berhenti merokok memang bukanlah hal yang mudah, apalagi bagi orang yang sudah dalam taraf kecanduan. Oleh karena itu dibutuhkan niat yang kuat dan juga ketelatenan dalam menjalankannya.
"konseling berhenti merokok bagi tiap-tiap pasien akan kami lakukan secara bertahap karena memang tidak mudah untuk menghentikan kebiasaan merokok, apalagi bagi yang sudah berlangsung selama bertahun-tahun,"pungkasnya.






Tidak ada komentar: